Perbedaan Antara Petroleum Ether & Diethyl Ether- Kimia

Nama mirip petroleum eter dan dietil eter sering menjadi sumber kebingungan di laboratorium dan tempat lain yang menggunakan bahan kimia. Terlepas dari penunjukan “eter” yang umum, ini adalah dua bahan kimia yang sangat berbeda. Perlu dipahami perbedaan antara keduanya karena, selain keduanya merupakan pelarut kimia, keduanya memiliki sedikit kesamaan dan tidak dapat dipertukarkan.

Perbedaan Kimia

Dietil eter adalah bahan kimia organik dengan rumus kimia CH3CH2OCH2CH3. Ini benar-benar eter, dalam bahasa tata nama organik, karena memiliki atom oksigen dengan karbon di kedua sisinya, yang merupakan kriteria untuk klasifikasi eter. Anehnya, petroleum eter bukanlah eter dan bahkan bukan bahan kimia tunggal. Ini adalah campuran dari berbagai senyawa organik yang terbuat dari karbon dan hidrogen, termasuk pentana dan heksana.

Properti fisik

Dietil eter adalah cairan bening tak berwarna pada suhu kamar. Membeku pada -116 derajat Celcius dan mendidih pada 35 derajat. Uapnya memiliki bau yang agak manis dan lebih berat dari udara. Ini sangat mudah terbakar, bahkan pada suhu di bawah nol. Petroleum eter juga merupakan cairan tidak berwarna dan mendidih pada suhu yang sama yaitu 38 derajat Celcius. Asapnya memiliki bau yang lebih mirip bensin. Itu juga mudah terbakar dan menghasilkan uap yang cukup untuk menjadi bahaya kebakaran pada suhu serendah -18 derajat.

Toksikologi

Dietil eter beracun, meskipun telah digunakan di masa lalu untuk menghilangkan rasa sakit selama operasi. Ini menghasilkan iritasi pada mata, kulit atau paru-paru. Menghirup dalam jumlah besar dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan menelan dapat menyebabkan mual atau bahkan koma. Paparan jangka panjang menyebabkan kerusakan hati. Petroleum eter juga bersifat iritan dan dapat menyebabkan koma jika tertelan atau terhirup. Itu juga telah ditemukan sebagai karsinogen hewan.

Batas Paparan

Menghirup 3400 bagian per juta (ppm) petroleum eter di udara selama empat jam telah terbukti berakibat fatal bagi tikus. Tingkat dietil eter yang jauh lebih tinggi—31.000 ppm—berakibat fatal bagi tikus, meski hanya dalam waktu setengah jam. Institut Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional AS (NIOSH) menetapkan batas paparan 1900 ppm untuk dietil eter, yang mereka anggap langsung berbahaya. NIOSH memungkinkan paparan petroleum eter pada tingkat rata-rata sekitar 350 ppm sepanjang hari kerja.

•••Thom_Morris/iStock/GettyImages

Related Posts